Minggu, 24 Maret 2019

OPINI PUBLIK

OPINI PUBLIK

Di tulisan saya kali ini,saya akan membahas Opini Publik tentang PR jadi disini pastinya kita akan menjelas kan tentang Opini publik ya guys

Pengertian Opini Publik
Opini publik adalah pendapat umum yang menunjukkan sikap sikap sekelompok orang terhadap suatu permasalahan (menurut Prof. W. Doop). Opini publik adalah ekspresi segenap anggota suatu kelompok yang berkepentingan atas suatu masalah (menurut William Abig).

Dari definisi di atas, maka terdapat beberapa unsur penting dalam proses terbentuknya opini publik, yaitu:

1.Opini publik terbentuk atas suatu hal yang penting.
2.Opini publik merupakan campuran dari berbagai macam pikiran, kepercayaan. paham, anggapan, prasangka dan hasrat.
3.Opini publik bukan suatu hal yang baku dan dapat berubah-ubah.
4.Opini publik sangat peka terhadap peristiwa.
5.Secara psikologis, opini pada dasarnya ditentukan oleh pandangan dan kepentingan pribadi/golongan.

Pembentukan Opini Publik
Terbentuknya opini publik pada dasarnya seperti urut-urutan di bawah:

1.Ada kejadian/informasi.
2.Kejadian tersebut kemudian dicerna dan dikaji sesuai latar belakang masing-masing publik yang mengkajinya, tergantung kelompok publik masing-masing. Ada yang mengkaji berdasarkan fakta, ada yang berdasarkan sentimen, harapan, prinsip dan sebagainya.
3.Hasil kajian tersebut lah yang kemudian disebut sebagai opini publik, opini dari masing-masing publik atas suatu kejadian, yang dikaji sesuai dengan sudut pandang masing-masing publik tersebut (bisa juga karena kepentingan atas suatu golongan).

Pengertian Humas dan Kegiatan Kehumasan
Public relation (hubungan masyarakat), didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk mempengaruhi public secara signifikan. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa public relation adalah presentasi positif suatu organisasi kepada keseluruhan publiknya. Maka, dapat dikatakan bahwa public relation merupakan kegiatan komunikasi suatu organisasi dalam menciptakan reputasi yang positif perusahaan di hadapan stakeholderssehingga perusahaan tersebut dapat terus menjalankan bisnisnya dengan baik.Stakeholders dalam kegiatan kehumasan adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Kegiatan kehumasan di sebuah perusahaan menjadi sebuah keharusan untuk membangun citra perusahaan. Kehumasan dipahami menjadi sebuah senjata ampuh untuk mempengaruhi opini publik kepada perusahaan.

Berdasarkan pengertian di atas maka public relation harus memiliki beberapa tujuan seperti di bawah ini:

1.Untuk menciptakan citra (reputasi) yang positif kepercayaan dan saling pengertian dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2.Untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
3.Menciptakan budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat agar produktivitas bisa dicapai secara optimal.
4.Usaha menciptakan relasi yang harmonis antara organisasi (perusahaan) dengan publiknya yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan

Kemampuan Opini Publik
Opini publik dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang besar terhadap kejadian-kejadian umum, contohnya adalah sebagai berikut:

1.Opini publik dapat memperkuat undang-undang atau peraturan, sebab tanpa dukungan opinipublik maka perundangan akan sulit dijalankan.
2.Opini publik merupakan pendukung moril dalam masyarakat.
3.Opini publik merupakan pendukung eksistensi lembaga-lembaga sosial.

Kaitan Opini Publik Terhadap Citra Kegiatan Kehumasan Suatu Organisasi/Perusahaan

Dikarenakan oleh besarnya kemampuan opini publik terhadap kejadian pada umumnya, seperti yang sudah disebutkan di atas, maka hal yang sama juga dapat  terjadi terhadap suatu perusahaan/organisasi dan kegiatan kehumasannya dan kaitannya dengan opini yang dimiliki publik terhadapnya, misalnya sebagai berikut:

1.Opini Publik dapat meninggikan atau mengecilkan citra suatu organisasi. Misal, kegiatan CSR yang dilakukan oleh suatu organisasi dapat menimbulkan citra positif organisasi tersebut dan membentuk suatu opini publik yang positif. Sementara jika misalnya ada pemberitaan korupsi yang dilakukan oleh salah satu anggota di dalam sebuah organisasi, maka dapat menimbulkan opini publik yang negatif.
2.Opini publik menentukan tingkat kepercayaan publik (masyarakat) terhadap suatu organisasi/perusahaan. Tingkat kepercayaan ini yang nantinya akan mempengaruhi keputusan-keputusan masyarakat terhadap produk yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
3.Opini publik dapat mempengaruhi eksistensi atau keberadaan sebuah organisasi/perusahaan. Jika opini publik adalah negatif terhadap sebuah organisasi, maka mereka tidak akan mengizinkan keberadaan organisasi tersebut di daerah tempat mereka tinggal, juga tidak akan mengijinkan anggota keluarga maupun kenalan mereka untuk bekerja/bergabung di dalam organisasi tersebut.

*Bagaimana PR ( Public Relations ) mampu menciptakan opini publik ?

Opini publik diciptakan dari berita atau isu aktual dan penuh kontroversi sehingga memancing banyak orang untuk memperbincangkan isu tersebut.Perbincangan  dan pertukaran pikiran tak sejalan memicu perdebatan, hal ini bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja

Dalam perbincangan, pendapat mereka diutarakan  berlandaskan berbagai fakta, perasaan (senitmen), prasangka (perjudice), harapan , ketakutan atau kekhawatiran, kepercayaan, pengalaman, pendirian, ramalan-ramalan akan berbagai kemungkinan, aspirasi, tradisi, dan keyakinannya.

Perdebatan tersebut akan semakin terkonsolidasi dan jelas hingga terwujud opini tertentu. Masing-masing orang telah memilih “sekutunya sendiri” (teman) yang dianggap sesuai dengan pendapatnya. Dengan demikian penilaian publik telah tercapai dengan menghasilkan kubu Pro dan kubu Kontra, keadaan ini kita kenal dengan sebutan social judgment atau penilaian sosial. Penilaian sosial ini tidak lain adalah opini publik.

Kekuatan terbesar pencipta opini publik adalah media, walaupun demikian media tidak memiliki banyak strategi dalam menyajikan informasi disisi lain media memiliki kemampuan untuk menyusun informasi, misal urut-urutan kalimat (rumus penulisan berita, dapat berbentuk 5w+1h , bentuk piramida terbalik atau bentuk lainnya) sehingga secara efektif  pembawaan berita atau penulisan berita dapat menciptakan opini publik seperti yang mereka harapkan terutama opini pada masyarakat awam.

Seperti kita ketahui teori dalam ilmu jurnalistik dimana “ Bad news is good news”, selain berita aktual dan penuh kontroversi media tidak memiliki daya untuk menarik publik dalam menciptakan opini publik, untuk mengalihkan kebosanan publik media menambahkan berita-berita ringan seperti berita inspiratif atau tayangan -tayangan bernuansa motivasi. Secara strategis media memiliki agenda setting mengenai topik-topik apa yang akan mereka informasikan sehingga bagi para paktisi Public Relations sangatlah penting untuk mengetahui budaya dan nila-nilai dari media tersebut agar dalam perencanaan menciptakan opini publik dapat tercapai.

Media masa dan para wartawan adalah para pencari informasi....lantas siapa kah pemiliki informasi itu ? Tentunya Public Relations atau yang dikenal dengan istilah humas pemilik informasi. Kenapa demikian ? karena public relations adalah jembatan penghubung antara pencari warta (wartawan ) dengan sumber warta (tokoh, artis, lembaga, institusi,dll). Siapapun yang sedang memberikan informasi kepada wartawan atau media sesungguhnya mereka sedang melakukan praktek Public Relations.

Dahulu mungkin humas atau kegiatan public relations hanya dipergunakan untuk organisasi institusi pemerintahan, atau perusahaan tetapi sekarang kegiatan publik Relations juga dapat digunakan untuk individu, misal fungsi Publik Relations untuk  artis atau pejabat, PR membantu mendongkrak nama baik mereka dan menepis isu-isu negatif.

Para wartawan mendapatkan data dan informasi tentunya dari Public Relations lembaga atau individu tersebut, lantas bagaimana jika praktisi Public Relations tidak memberi informasi ? tentunya mereka tidak akan memiliki informasi dan pada ujungnya pasti mereka akan menampilkan pemberitaan negatif.

Public Relations sebagai sumber informasi harus mampu mengendalikan situasi dan memiliki agenda tersendiri untuk menggiring opini publik di masyarakat sesuai dengan yang diinginkan dengan bantuan media.Dapat dikatakan disinilah kemampuan taktis Public Relations untuk menciptakan opini publik. Tentunya dalam penggunaan media Publik Relations harus dapat memilih media-media mana yang mau bekerjasama dan sejalan dengan tujuan lembaganya.

Peran Public Relations menjadi negosiator juga dapat dilakukan ketika ingin mengaet lawannya yaitu media, praktisi Public Relations profesional tentunya seorang negosiator handal dimana ia dapat mempengaruhi, memenangkan dan memberikan keputusan bahwa informasi yang ia inginkan-lah yang harus ditampilkan di media.

Sebagai penutup, seorang paktisi Public Relations, jurnalistik dan media merupakan satu kesatuan tak terpisahkan sehinga baginya diperlukan komitmen untuk dapat menjalin hubungan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar