Senin, 25 Maret 2019

Tokoh PR favorit saya

Tokoh PR favorit Saya

kenapa saya menyukai tokoh PR ini, menurut saya  itu dia membuat  News Release pertama, dimana ia meyakinkan pihak perusahaan agar dapat memberikan informasi secara terbuka pada jurnalis, sebelum mereka mendengarkan hal-hal lain dari sumber yang tidak jelas. ia juga mengundang jurnalis dan forografer ke lokasi kejadian serta memberikan mereka akses secepat mungkin menuju lokasi kejadian, upayanya menyentuh hati media cetak dan meningkatkan simpati masyarakat. sedikit saya membaca tentang pengalaman beliau  berani menentang  pandangan di Wall Street yang “mengabaikan publik.” Deklarasi Lee ini menjelaskan bahwa publik tidak boleh diabaikan atau ditipu seperti pada masa lalu dengan menggunakan cara-cara yang dipakai agen pers. Lee mengirimkan deklarasi ini kepada semua editor dikota

"Ini bukan biro pers rahasia. Semua pekerjaan kami dilakukan secara terbuka. Kami bertujuan menyampaikan berita. Ini bukan agen advertising, jika Anda berpendapat materi kami direkayasa untuk dimuat, jangan gunakan materi kami. Materi kami isinya akurat. Detail lebih lanjut tentang subjek ini akan segera diberikan, dan setiap editor akan dibantu dengan senang hati untuk memverifikasi setiap pernyataan. Ringkasnya, rencana kami adalah secara terus terang dan terbuka, atas nama kepedulian bisnis dan institusi publik, memberikan kepada pers dan publik Amerika Serikat informasi yang segera dan akurat berkenaan dengan subjek-subjek yang berharga dan menarik perhatian publik untuk diketahui."

Pendekatan Lee yang baru ini memudahkan pekerjaan reporter yang ditugaskan untuk meliput pemogokan. Kendati para reporter tidak diizinkan untuk menghadiri konferensi pemogokan, Lee menyediakan laporan setiap pertemuan dalam bentuk “handout” (yang kini dikenal sebagai press release atau news release). Kesuksesannya dalam melakukan peliputan yang menguntungkan untuk operator pertambangan membuat Pennsylvania Railroad menyewa Parker dan Lee pada musim panas 1906. Lee menangani pekerjaan ini. Selama periode ini Lee menggunakan istilah “publisitas” (publicity) untuk mendeskripsikan apa itu PR.

Konsep dan kesuksesan Lee terus bertambah. Pada Desember 1914, Lee diangkat menjadi penasihat pribadi untuk John D. Rockefeller Jr. Keluarga Rockefeller sedang diserang hebat karena tindakan mereka dalam membubarkan pemogokan di perusahaan mereka, Colorado Fuel and Iron Company. Koran-koran dan para kritikus menyebut peristiwa ini sebagai “Bloody Ludlow” (Ludlow Berdarah) dan “Ludlow Massacre” (Pembantaian Ludlow). Para kartunis dan penulis tajuk rencana menyebut Rockefeller sebagai penjahat terbesar pada masanya. Lee bekerja untuk Rockefellers sampai John D. meninggal pada 1934, yang saat itu dipuji oleh pers sebagai dermawan masyarakat yang besar.

Ivy Lee melakukan banyak upaya yang kini menjadi dasar bagi praktek kontenporer. Meskipun dia tidak menggunakan istilah public relations sampai 1919, Lee menyumbangkan banyak teknik dan prinsip yang sekarang diikuti oleh para praktisi PR. Dia adalah salah seorang yang menyadari kesalahan publisitas yang tidak didukung oleh kerja yang baik dan salah satu dari sedikit orang yang mengatakan bahwa kinerja akan menentukan publisitas yang akan didapatkan klien.

Sepanjang 31 tahun di bidang PR, Lee mengubah cakupan dari apa yang dia lakukan publisitas ke konseling klien. Misalnya, dia mengatakan, “Jika Anda mengeluarkan pernyataan publik yang isinya tidak benar, maka pernyataan itu akan langsung ditentang. Nasihatnya melampaui publisitas. Dalam Annual Convention of the American Electric Railway Association 1916 dia mengatakan, “hubungan aktual dari perusahaan dengan rakyat harus menggunakan lebih dari sekadar perkataan — tetapi juga harus dengan perbuatan.”

Tetapi Lee tidak bebas dari kecaman. Ketika dia meninggal, dia sedang dikritik keras karena dia menjadi salah satu wakil untuk German Dye Trust, yang dikuasai oieh I. G. Farben, Lee menjadi penasihat untuk kartel ini seteiah Hitler naik ke tampuk kekuasaan di Jerman dan Nazi berkuasa Headline di media saat itu membuat pekerjaannya menjadi sensasional — LEE GIVES ADVICECE THE NAZIS dan LEE EXPOSED AS HITLER PRESS AGENT Kendati dia tak pernah menerima bayaran langsung dari pemerintah Nazi, Lee dibayar $25,000 per tahun (yang saat itu sangat besar) plus imbalan lain oleh perusahaan Farben sejak dia disewa pada 1933 sampai dia mengundurkan diri tak lama sebelum dia meninggal pada 1934. perjuangan dan pantang menyerah beliau menjadi seorang PR itu patut dicontoh.

Pembukaan S2 Ilmu Komunikasi STISIPOL CANDRADIMUKA

Pembukaan S2 Ilmu Komunikasi STISIPOL Candradimuka

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Candradimuka Palembang, Telah resmi membuka Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi setelah menerima Surat Keputusan diri L2dikti Will. Prof.Dr. Slamat widodo, M.S,.M.m Kepada Ketua Stisipol Candradimuka Dr.Hj. Lishaosari Prihatini, M.Si. Selaku Ketua STISIPOL CANDARA DIMUKA PALEMBANG, Pada Hari kamis 14 Maret 2019 di Novotel Bandarlampung 

Pada saat saya menjumpai Langsung Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Strata 2 (S2) Mengungkapkan Softopening nya yang akan dibuka pada tanggal 23 Marer 2019 ini.

Perta pendaftarannya Cukup terbilang Banyak.
Stisipol Candradimuka pun akan memberikan diskon cukup lumayan besar kepada mahasiswa yang akan baru mendaftar. Untuk dari Beasiswa nya pun sendiri akan kita akan rundingan dan kita akan lihat dari prestasi apa yang telah di capai misal memenangkan suato lomba dari tingkat Kabupaten, Kota, maupun prestasi internasional yang di ungkap langsung oleh Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Strata 2 (S2) Budi Santoso, M.Com

Personal Branding (Mem-PR kan diri sendiri)

Personal Branding (Mem-PR kan diri sendiri)


Perkenalkan nama saya Yulandari, lahir dipalembang pada tanggal 14 July 1999. hobi saya itu olaharaga dan buat vidio unfaedah lah hehee :) 

saya terlahir dari keluarga yang sederhana, namun saya selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan dimuka bumi. ayah dan ibu saya seorang perantau, ayah saya dari daerah lahat dan ibuk saya dari cirebon-jawa barat. ayah saya bekerja menjadi seorang guru olahraga. perjalanan susah dilewati dan jerih payah seorang ayah diangkat menjadi (PNS) itu sangat hebat. sosok ayah banyak mengajarkan hal yang penting, dan hal yang selalu di ingat , jaga amanah seseorang disaat orang itu sudah mempercayai mu untuk menjadi kan kamu sesuatu yang penting. atas dorongan ayah dan mama saya bisa terbang kesana kesini dengan biaya pengprov sumsel.  dan alhamdulillah saya kuliah bisa membayar uang kuliah sendiri dengan hasil jerih payah. dan saya kuliah ini ingin sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. untuk kemajuan saya sendiri.

untuk karakter sendiri banyak yang ngomong saya itu  gadis tomboy, masa sih??? hehe iyaa bener. dan saya itu menyukai pakaian kaos dan gak mau ribet dengan masalah penampilan.
tapi kalau ada acara resmi wajib harus berubah dong penampilan :) untuk sifat sendiri saya itu sedikit cool gitu ya kalau ketemu orang baru. jutek juga iya. tapi kalau udah lama kenal udah mulai jahil nya keliatan. gitu si menurut temen-temen 
untuk sifat yang lain biar kalian yang melihat dari sudut pandang berbeda beda :) salam kenal yaaa :)

TABLE MANNER DI HOTEL HARPER PALEMBANG

TABLE MANNER DI HOTEL HARPER PALEMBANG

Harper Palembang adalah hotel bergaya ruatik dengan pesona modern yang nyaman, terletak di pusat kota Palembang. Dipersiapkan sebagai menjadi tempat menginap bagi wisatawan yang hendak berbisnis maupun berekreasi, 
Hotel ini mempunyai 163 kamar yang nyaman dibagi menjadi 4 jenis: Deluxe, Deluxe Premier, Junior Suite, dan Executive Suite; semua dilengkapi dengan fasilitas terbaik. Berbagai fasilitas seperti restoran menawan yang menyajikan berbagai hidangan lokal dan mancanegara serta kolam renang yang menyegarkan tersedia sehingga para tamu dapat menikmati waktu mereka saat menginap di Harper Palembang. Dipersiapkan sebagai hotel MICE terkemuka di area Palembang, Harper Palembang dilengkapi dengan 5 ruang pertemuan dan 1 ballroom luas dengan kapasitas hingga 1200 orang. Semua ruang pertemuan dilengkapi dengan fasilitas lengkap dan cocok untuk keperluan bisnis maupun perayaan. Selain itu, ruang parkir yang luas dan WiFi berkecepatan tinggi tersedia secara gratis di seluruh area hotel untuk memastikan semua acara berjalan dengan lancar.

REVIEW BUKU PR

Review Buku PR
Menurut buku Public Relations Writing(Kriyantono, 2008) yang ditulis di bab 1 halaman 6. Tujuan dari public relationsdalam realita praktik di perusahaan adalah menciptakan pemahaman publik, membangun citra korporat, membangun opini publik yang favourable serta membentuk goodwill dan kerja sama, Tujuan public relations dalam buku ini menurut saya sudah mencakup keseluruhan dari tujuan public relationsyang secara keseluruhan tujuannya adalah “untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan” (Mulyana, 2007). Tetapi dari tujuan-tujuan yang telah di sebutkan pada buku Public Relations Writing, menurut saya ada tujuan yang kurang yang belum disebutkan di dalam buku ini yaitu salah satu tujuan yang disebutkan menurut Jefkins dalam bukunya yang berjudul Public Relations “Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan” (Jefkins, 2003, h. 54). Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa pentingnya pemahaman kegiatan-kegiatan dan produk positif perusahaan bertujuan untuk menghindari peraturan, undang-undang dan kebijakan pemerintah yang merugikan, karena hal tersebut bisa mempengaruhi citra pada perusahaan.Tujuan public relations dalam buku ini menurut saya sudah mencakup keseluruhan dari tujuan public relationsyang secara keseluruhan tujuannya adalah “untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan” (Mulyana, 2007). Tetapi dari tujuan-tujuan yang telah di sebutkan pada buku Public Relations Writing, menurut saya ada tujuan yang kurang yang belum disebutkan di dalam buku ini yaitu salah satu tujuan yang disebutkan menurut Jefkins dalam bukunya yang berjudul Public Relations “Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan” (Jefkins, 2003, h. 54). Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa pentingnya pemahaman kegiatan-kegiatan dan produk positif perusahaan bertujuan untuk menghindari peraturan, undang-undang dan kebijakan pemerintah yang merugikan, karena hal tersebut bisa mempengaruhi citra pada perusahaan.Menutup tulisan ini, menurut saya tulisan karya Kriyantono ini pada bab 1 sudah mencakup banyak hal, dan banyak memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan public relations seperti pengertian public relations, tujuan, fungsi, ruang lingkup pekerjaan, public relations tools, dan public relations profesional. Pada bab 1 buku ini juga banyak menampilkan gambar sebagai contoh-contoh yang membuat pembaca tidak terlalu bosan saat membaca buku public relations writing ini. Tetapi agar menambah pengetahuan pembaca, saya merekomendasikan pembaca untuk membaca dari literatur atau jurnal lain.

SEMINAR KPU-RRI

SEMINAR KPU-RRI
Tema: suara milenial, menentukan masa depan indonesia lima tahun kedepan
Seminar ini di laksnakan di aula ISMAIL DJALILI tepatnya di kampus STISIPOL CANDRADIMUKA, pada seminar ini di ikuti oleh semua mahasiswa STISIPOL CANDRADIMUKA dari semua jurusan yaitu jurusan ilmu komunikasi, ilmu administrasi negara, ilmu kesejahteraan sosial, dan ilmu politik.
Pemilu april 2019 merupakan pemilihan serentak.ini pengalam baru bagi kita dan masyarakat indonesia untuk melaksanakan pemilu serentak. Peningkatan kualitas pemilu harus di pahami dengan pendekatan komprehensif dan pendekatan sistem. Keberhasilan penyelenggaraan pemilu merupakan tanggung jawab bersama, baik penyelenggaraan, masyarakat, pers, maupun pihak lain.Dalam siminar ini di bahas pentingnya suara milenial dalam pemilihan pada april nanti karna generasi muda adalah generasi penentu masa depan.

cara 14 varian pencoblosan surat suara yang dianggap sah oleh KPU untuk surat suara DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten:
1.Surat suara dicoblos di kolom nomor urut, tanda gambar, dan nama partai politik (parpol), maka suara dihitung untuk parpol;
2. Surat suara dicoblos di kolom nomor urut dan nama calon, maka suara dihitung untuk calon;

3. Surat suara dicoblos di kolom parpol dan di kolom nomor urut dan nama calon, maka suara dihitung untuk calon; 
4. Surat suara dicoblos di kolom parpol dan ada tanda coblos lain di lebih dari satu calon dari partai yang sama, maka suara dihitung untuk parpol;
 5. Surat suara dicoblos lebih dari satu buah di kolom parpol tanpa satu pun coblosan di nomor urut atau nama calon, maka suara dihitung untuk parpol; 
6. Surat suara dicoblos di surat suara di kotak berwarna abu-abu yang terletak di bawah nama calon terakhir, maka suara dihitung untuk parpol; 
7. Surat suara dicoblos tepat di garis kolom parpol tanpa mencoblos salah satu calon, maka suara dihitung untuk parpol; 
8. Surat suara dicoblos tepat di garis satu kolom nomor urut dan nama calon, maka suara dihitung untuk calon; 
9. Surat suara dicoblos tepat di garis yang memisahkan antara nomor urut dan nama dua calon di dalam satu partai, maka suara dihitung untuk parpol; 
10. Surat suara dicoblos di satu kolom kosong karena calon meninggal atau dicoret karena tidak lagi memenuhi syarat, maka suara dihitung untuk parpol.
 11. Surat suara dicoblos di satu kolom kosong karena calon meninggal atau dicoret, tetapi ada tanda coblos juga di nomor urut dan nama calon yang memenuhi syarat yang keduanya ada di satu partai, maka suara dihitung untuk calon yang memenuhi syarat;
 12. Surat suara dicoblos lebih dari satu kali

SEMINAR BROADCASTING RADIO ELSHINTA

SEMINAR BROADCASTING RADIO ELSHINTA

Pembicaraan tentang media cetak berarti membicarakan pers. Sebab terminologi pers terdiri dari: Pertama, pers dalam arti luas adalah seluruh alat komunikasi massa baik cetak maupun elektronik. Kedua, pers dalam arti sempit secara spesifik tertuju pada media cetak berbentuk surat kabar dan majalah. Dalam berbagai literatur surat kabar digunakan sebagai sebutan untuk media cetak yang content-nya mengutamakan hasil jurnalisme berbentuk berita (news). Sementara sebutan untuk pers digunakan untuk seluruh media massa tercetak yang terbit secara reguler baik yang mengutamakan jurnalisme maupun hiburan.
Ada tiga pendekatan yang biasa dilakukan dalam kajian tentang pers. Pertama, pendekatan etika atas eksistensi institusi pers dan prilaku pelaku profesional pers (jurnalis). Kedua, pendekatan ilmu sosial atas eksistensi institusi pers. Ketiga, pendekatan praktis atas kerja teknis pelaku profesional pers dalam institusi pers.
Titik tolak kajian tulisan ini melihat fenomena pers sebagai institusi sosial yang menjadi bagian dari komunikasi massa. Bukan semata-mata berdasarkan pendekatan praktis dan kerja teknis dalam konteks jurnalisme.
Diktat kuliah: Produksi Media Cetak ini ditulis bukan dimaksudkan jadi bacaan instant mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini. Tetapi hanya sekedar pembuka diskusi di ruang kuliah. Sebab sebagai diktat ia hanya memuat pokok-pokok pikiran penulisnya. Hal-hal yang lebih detil dapat dilihat pada literatur yang diacu atau bahan-bahan lain yang berkaitan dengan mata kuliah ini.
Menuangkan setumpuk gagasan yang ada di kepala menjadi sebentuk tulisan yang belum tentu dimengerti oleh orang lain bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi bila ditulis di sela-sela waktu luang di tengah kesibukan mengajar di beberapa perguruan tinggi dalam rangka bertahan hidup. Maklum, kehidupan intelektual di negeri ini belum senyaman birokrat apalagi legislator di parlemen. Dengan demikian, bukan basa-basi kalau tulisan ini mengandung banyak kelemahan. Bahkan mungkin tidak layak disebut sebagai tulisan ilmiah. Untuk itu semua, izinkanlah saya untuk tidak minta maaf. Sebab lebih adil bila Anda menulis tulisan dengan tema yang sama sebagai komparasinya dalam rangka dialektika ilmiah. Sekian.
Jakarta, April 2009
Penulis,

Teguh Kresno Utomo, S.IP
I. Introduksi
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa media cetak termasuk pers dalam pengertian sempit. Artinya, media cetak adalah bagian dari media komunikasi massa. Untuk itu perlu dikaji dulu definisi komunikasi massa (mass communication) untuk membedakannya dengan jenis komunikasi lainnya seperti komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication) atau komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Secara singkat komunikasi massa dimaknai sebagai berikut: “mass communication is a process in which professional communicator use media to disseminate messages widely, rapidly, and continually to arouse intended meanings in large and diverse audiences in attempts to influence them in a variety of ways” (DeFleur, 1985).
Rumusannya menggunakan formula baku yang dikembangkan oleh sosiolog AS Harold D. Lasswell yang mengatakan “communication is who says what in what channel to whom with what effect”. Ini sangat populer di kalangan para pengkaji ilmu komunikasi yaitu proses yang mencakup komunikator, pesan, media, komunikan dan pengaruhnya.
Selanjutnya mengutip Charles R Wright dalam karyanya Mass Communication: A Sociological Perspective yang mengatakan “mass communication is one way in which social communication has become institutionalized and organized. Our society expects, for example, that certain news will be routinely handled through mass communication so as to reach large number of people, from all ways of life, quickly and publicly. Social communication can be institutionalized in other ways, for example, a society may expect that personal news about family matters will be transmitted privately and kept within the family circle”.
Pers dilihat sebagai fenomena sosial dengan karakteristiknya yang khas sebagai institusi sosial. Dengan demikian peta kajiannya dapat diuraikan sebagai berikut: sistem sosial, institusi sosial, institusi media massa, institusi pers dan jurnalisme. Institusi pers menjalankan fungsinya dengan menyampaikan informasi. Nilai informasi ini dapat dilihat dalam kaitannya dengan eksistensinya dalam sistem sosial. Untuk itu institusi pers dapat menjalankan fungsi politik, ekonomi atau sosio-kultural.
Tulisan ini hanya membahas tiga pokok bahasan: Pertama, memaparkan media cetak dalam perspektif historis. Kedua, Mendiskusikan perbedaan media cetak sebagi institusi sosial dengan media cetak sebagai jurnalisme. Di sini dibicarakan konsep dasar berita; teknik mencari berita; perbedaan fakta dengan opini; aliran jurnalisme. Ketiga, memperkenalkan institusi dan manajemen media cetak yang meliputi manajemen media cetak; zona pasar media cetak; format media cetak; struktur organisasi media cetak; proses media cetak.
II. Media Cetak dalam Perspektif Historis
Dari berbagai literatur yang menitikberatkan pada content media cetak disebutkan bahwa cikal-bakal media cetak bermula pada acta duirna yaitu semacam lembaran yang ditempel pada zaman Romawi kuno. Lembaran ini memuat hal-hal yang dibicarakan dalam senat yang akan disampaikan pada warga kota. Tetapi literatur lainnya yang memusatkan perhatian pada teknologi yang dipakai menyebutkan bahwa media ini sudah ada di China kuno sebelum kertas dan alat cetak dikenal bangsa Eropa.
Identifikasi media cetak sekarang lebih banyak dilakukan atas karakter kultural dan isinya dalam masyarakat. Karenanya pembicaraan selalu dimulai dari acta duirna (Romawi kuno), gazeta (Venesia) dan corantos (Inggris) sejenis lembaran tercetak abad XVII yang berisi informasi tentang negara asing. Baik acta duirna maupun corantos berisi informasi politik. Sementara gazeta berisi informasi ekonomi.
Sejarah media massa modern dimulai dari media cetak. Kenyataannya, suratlah yang merupakan bentuk awal dari surat kabar. Bukan lembaran yang berbentuk buku. Surat kabar abad XVII tidak lahir dari satu sumber. Tetapi gabungan kerja sama antara pihak percetakan dengan pihak penerbit. Ragam surat kabar resmi yang diterbitkan oleh raja atau penguasa memiliki ciri-ciri khas yang sama dengan surat kabar komersial tetapi lebih berfungsi sebagai terompet penguasa dan alat pemerintah. Pengaruh surat kabar komersial menjadi tonggak penting dalam sejarah komunikasi karena menyebabkan beralihnya pola pelayanan ke pembaca anonym. Bukan hanya semata-mata jadi alat propagandis pemerintah dan penguasa.
Sejak awal perkembangannya surat kabar sudah menjadi lawan nyata atau musuh penguasa yang terlanjur mapan. Dalam konteks Indonesia, tekanan terhadap pers dimulai sejak usaha pertama mendirikan surat kabar di Batavia (Jakarta) yang dilarang oleh pihak VOC (Vereenigde Oost-Indische Campagnie) dengan alasan takut Inggris, Perancis, Spanyol dan Portugis sebagai saingan dagangnya akan memperoleh keuntungan dari berita dagang yang dimuat dalam surat kabar tersebut (Smith, 1986).

PRODUKSI MEDIA CETAK& KIT

Produksi Media Cetak&Kit


Pembicaraan tentang media cetak berarti membicarakan pers. Sebab terminologi pers terdiri dari: Pertama, pers dalam arti luas adalah seluruh alat komunikasi massa baik cetak maupun elektronik. Kedua, pers dalam arti sempit secara spesifik tertuju pada media cetak berbentuk surat kabar dan majalah. Dalam berbagai literatur surat kabar digunakan sebagai sebutan untuk media cetak yang content-nya mengutamakan hasil jurnalisme berbentuk berita (news). Sementara sebutan untuk pers digunakan untuk seluruh media massa tercetak yang terbit secara reguler baik yang mengutamakan jurnalisme maupun hiburan.
Ada tiga pendekatan yang biasa dilakukan dalam kajian tentang pers. Pertama, pendekatan etika atas eksistensi institusi pers dan prilaku pelaku profesional pers (jurnalis). Kedua, pendekatan ilmu sosial atas eksistensi institusi pers. Ketiga, pendekatan praktis atas kerja teknis pelaku profesional pers dalam institusi pers.
Titik tolak kajian tulisan ini melihat fenomena pers sebagai institusi sosial yang menjadi bagian dari komunikasi massa. Bukan semata-mata berdasarkan pendekatan praktis dan kerja teknis dalam konteks jurnalisme.
Diktat kuliah: Produksi Media Cetak ini ditulis bukan dimaksudkan jadi bacaan instant mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini. Tetapi hanya sekedar pembuka diskusi di ruang kuliah. Sebab sebagai diktat ia hanya memuat pokok-pokok pikiran penulisnya. Hal-hal yang lebih detil dapat dilihat pada literatur yang diacu atau bahan-bahan lain yang berkaitan dengan mata kuliah ini.
Menuangkan setumpuk gagasan yang ada di kepala menjadi sebentuk tulisan yang belum tentu dimengerti oleh orang lain bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi bila ditulis di sela-sela waktu luang di tengah kesibukan mengajar di beberapa perguruan tinggi dalam rangka bertahan hidup. Maklum, kehidupan intelektual di negeri ini belum senyaman birokrat apalagi legislator di parlemen. Dengan demikian, bukan basa-basi kalau tulisan ini mengandung banyak kelemahan. Bahkan mungkin tidak layak disebut sebagai tulisan ilmiah. Untuk itu semua, izinkanlah saya untuk tidak minta maaf. Sebab lebih adil bila Anda menulis tulisan dengan tema yang sama sebagai komparasinya dalam rangka dialektika ilmiah. Sekian.
Jakarta, April 2009
Penulis,

Teguh Kresno Utomo, S.IP
I. Introduksi
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa media cetak termasuk pers dalam pengertian sempit. Artinya, media cetak adalah bagian dari media komunikasi massa. Untuk itu perlu dikaji dulu definisi komunikasi massa (mass communication) untuk membedakannya dengan jenis komunikasi lainnya seperti komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication) atau komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Secara singkat komunikasi massa dimaknai sebagai berikut: “mass communication is a process in which professional communicator use media to disseminate messages widely, rapidly, and continually to arouse intended meanings in large and diverse audiences in attempts to influence them in a variety of ways” (DeFleur, 1985).
Rumusannya menggunakan formula baku yang dikembangkan oleh sosiolog AS Harold D. Lasswell yang mengatakan “communication is who says what in what channel to whom with what effect”. Ini sangat populer di kalangan para pengkaji ilmu komunikasi yaitu proses yang mencakup komunikator, pesan, media, komunikan dan pengaruhnya.
Selanjutnya mengutip Charles R Wright dalam karyanya Mass Communication: A Sociological Perspective yang mengatakan “mass communication is one way in which social communication has become institutionalized and organized. Our society expects, for example, that certain news will be routinely handled through mass communication so as to reach large number of people, from all ways of life, quickly and publicly. Social communication can be institutionalized in other ways, for example, a society may expect that personal news about family matters will be transmitted privately and kept within the family circle”.
Pers dilihat sebagai fenomena sosial dengan karakteristiknya yang khas sebagai institusi sosial. Dengan demikian peta kajiannya dapat diuraikan sebagai berikut: sistem sosial, institusi sosial, institusi media massa, institusi pers dan jurnalisme. Institusi pers menjalankan fungsinya dengan menyampaikan informasi. Nilai informasi ini dapat dilihat dalam kaitannya dengan eksistensinya dalam sistem sosial. Untuk itu institusi pers dapat menjalankan fungsi politik, ekonomi atau sosio-kultural.
Tulisan ini hanya membahas tiga pokok bahasan: Pertama, memaparkan media cetak dalam perspektif historis. Kedua, Mendiskusikan perbedaan media cetak sebagi institusi sosial dengan media cetak sebagai jurnalisme. Di sini dibicarakan konsep dasar berita; teknik mencari berita; perbedaan fakta dengan opini; aliran jurnalisme. Ketiga, memperkenalkan institusi dan manajemen media cetak yang meliputi manajemen media cetak; zona pasar media cetak; format media cetak; struktur organisasi media cetak; proses media cetak.
II. Media Cetak dalam Perspektif Historis
Dari berbagai literatur yang menitikberatkan pada content media cetak disebutkan bahwa cikal-bakal media cetak bermula pada acta duirna yaitu semacam lembaran yang ditempel pada zaman Romawi kuno. Lembaran ini memuat hal-hal yang dibicarakan dalam senat yang akan disampaikan pada warga kota. Tetapi literatur lainnya yang memusatkan perhatian pada teknologi yang dipakai menyebutkan bahwa media ini sudah ada di China kuno sebelum kertas dan alat cetak dikenal bangsa Eropa.
Identifikasi media cetak sekarang lebih banyak dilakukan atas karakter kultural dan isinya dalam masyarakat. Karenanya pembicaraan selalu dimulai dari acta duirna (Romawi kuno), gazeta (Venesia) dan corantos (Inggris) sejenis lembaran tercetak abad XVII yang berisi informasi tentang negara asing. Baik acta duirna maupun corantos berisi informasi politik. Sementara gazeta berisi informasi ekonomi.
Sejarah media massa modern dimulai dari media cetak. Kenyataannya, suratlah yang merupakan bentuk awal dari surat kabar. Bukan lembaran yang berbentuk buku. Surat kabar abad XVII tidak lahir dari satu sumber. Tetapi gabungan kerja sama antara pihak percetakan dengan pihak penerbit. Ragam surat kabar resmi yang diterbitkan oleh raja atau penguasa memiliki ciri-ciri khas yang sama dengan surat kabar komersial tetapi lebih berfungsi sebagai terompet penguasa dan alat pemerintah. Pengaruh surat kabar komersial menjadi tonggak penting dalam sejarah komunikasi karena menyebabkan beralihnya pola pelayanan ke pembaca anonym. Bukan hanya semata-mata jadi alat propagandis pemerintah dan penguasa.
Sejak awal perkembangannya surat kabar sudah menjadi lawan nyata atau musuh penguasa yang terlanjur mapan. Dalam konteks Indonesia, tekanan terhadap pers dimulai sejak usaha pertama mendirikan surat kabar di Batavia (Jakarta) yang dilarang oleh pihak VOC (Vereenigde Oost-Indische Campagnie) dengan alasan takut Inggris, Perancis, Spanyol dan Portugis sebagai saingan dagangnya akan memperoleh keuntungan dari berita dagang yang dimuat dalam surat kabar tersebut (Smith, 1986).

Marketing PR& MICE

MARKETING PR& MICE

MENGGAGAS RENCANA MARKETING PUBLIC RELATION TERPADU
Dalam dekade terakhir. PR telah menjadi lebih ilmiah dari sekadar seni. Ia menjadi sebuah disiplin sophistik marketing dengan desain program yang didasari oleh riset yang solid dan dapat menunjukkan indikator keberhasilan.

Reviewing the situation
Sepuluh pertannyaan dasar (Ron kaatz) :
1.       Apa jenis produk dan layanan kita?
2.       Siapa target kita? Bagaimana gaya hidup mereka? Bagaimana mereka memikirkannya? Bagaiman produk & servis kita cocok dengan kehidupan mereka?
3.       Apa yang bisa kita perbuat? Apa yang mereka ingin tahu tentang produk dana layanan kita?
4.       Dari mana dan dari siapa mereka mendapatkan merek utama (prioritas) dalam proses keputusan pembelian?
5.       Apa kepentingan dan keuntungan mereka melalui kontak dengan kita?
6.       Apa yang dibutuhkan konsumen dari kita dalam membantu proses pengambilan keputusan mereka dan bagaimana kita bisa membantu pemenuhan kebutuhan tersebut?
7.       Apakah tawaran kita layak dihentikan?
8.        Apakah tawaran kita layak dijalankan? Siapa dan apa pengaruh positif buat mereka dan siapa atau apa yang bisa membuat mereka percaya?
9.       Bagaimana kita bisa menciptakan ikatan dengan mereka dan mengarahkan pada suatu hubungan positif. Rasa saling percaya?
10.   Apa karakteristik sistem penyampaian pesan yang efektif dan membantu kita mencapai semua secara maksimal?
Guna riset konsumen dalam imc
1.       Public relations contact point.
Sistem penyampaian pesan yang mempengaruhi pemaknaan atau arti merek
2.       Media research
Identifying swots
Swot analysis:
1.       Strengtht (kekuatan) punya terbaik
2.       Weaknesses (kelemahan) keterbatasan
3.       Opportunities (peluang/kesempatan) situasi dimana kekuatan perusahaan dan faktor eksternal diupayakan untuk tangani problem dalam perencanaan
4.       Threasts (ancaman) situasi yang dapat buat kerugian bagi kemampuan perusahaan mengidentifikasi masalah

Step two : setting mpr objective
Prinsip dasar mengacu pada perencanaan pemasaran terpadu

Minggu, 24 Maret 2019

PENULISAN NASKAH PR

PENULISAN NASKAH PR
Menulis adalah bagian dari tugas pokok dan fungsi serta keahlian yang harus dimiliki praktisi atau staf hubungan masyarakat (Humas) atau Public Relations (PR).
Humas harus terampil membuat tulisan atau naskah-naskah yang diperlukan untuk kepentingan pencitraan positif dan popularitas perusahaan atau organisasi yang dikenal dengan istilah Penulisan Humas (PR Writing).

Secara teknis, keterampilan Humas dalam hal menulis sama dengan keterampilan menulis yang dimiliki wartawan (jurnalistik).

Berkaitan dengan fungsi Hubunan Media (Media Relations/Press Relations), Humas harus menulis naskah press release (siaran pers, rilis) dan/atau advertorial berupa berita, feature, dan artikel.

Berkaitan dengan media promosi, informasi, dan komunikasi perusahaan/organisasi, Humas harus menulis naskah berita, feature, atau artikel untuk dipublikasikan di media internal (in house magazine/company magazine), newsletter, serta laporan tahunan (annual report), company profile, leaflet, booklet, brosur, dan sebagainya.

Di era intenet, Humas juga menjalankan fungsi pengelolaan website (website management), khususnya dalam penulisan konten (content writing/editor), serta menulis status update dan interaksi dengan publik di akun media sosial resmi lembaga.

Keterampilan menulis akan melancarkan tugas pokok dan fungsi Humas untuk menjaga hubungan baik dengan publik internal maupun publik eksternal.

Adapun jenis penulisan humas 
1. Siaran Pers.
2.Surat Pembaca.

Lobby,Negosiasi& presentasi

Lobby,Negosiasi&Presentasi
Baiklah tulisan blog saya kali ini membahas tentang
Negosiasi ,
Lobby- Negosiasi & Peran PR Fungsi lobby – negosiasi ; - Membangun hubungan dengan stakeholder - Mempengaruhi secara persuasif melalui komunikasi informal. - Sehingga, perusahaan bisa mendapat dukungan data & informasi dalam waktu yang relatif singkat.
Apa saja yang dikomunikasikan selama negosiasi ? Tawaran, tawaran balik dan motif * Penawar memiliki preferensi (pemeringkatan prioritas) tertentu, memiliki derajat utilitas yang berbeda. * Preferensi tercermin dari motivasi yang mendasari. * Negosiator dengan motif afiliasi, cenderung menyampaikan konsesi positif. Jika motifnya kekuatan, cenderung menolak dan meningkatkan konflik

Informasi mengenai alternatif * Bagaimana kegiatan berbagai informaasi dengan pihak lain mempengaruhi proses negosiasi Informasi mengenai hasil * Masing – masing pihak harus mengevaluasi keberhasilan mereka, sebelum mengevaluasi pihak lain.

ETIKET& KEPRIBADIAN

ETIKET& kEPRIBADIAN
Lanjut lagi ya guys kali ini saya akan membahas tentang etiket dan kepribadian nah kalian harus tau ya betapa pentingnya etiket dan kepribadian itu ,loh kenapa? Karena etiket menyangkut aturan dan cara kita terhadap sesama mau lebih jelas yok kita bahas satu persatu,

Pengertian ETIKA (Etimologi) berasal dari Bahasa Yunani adalah “Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari Bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), menghindari hal2 tindakan yang buruk. etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens )

Pengertian Etika,etiket, dan moral 

1.       ETIKA

Pengertian ETIKA (Etimologi) berasal dari Bahasa Yunani adalah “Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari Bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), menghindari hal2 tindakan yang buruk. etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).

Pengertian Etika

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Etika biasanya berkaitanerat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu

“Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau

cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan

menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama

pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral

atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika

adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:

•Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip,

aturan hidup(sila) yang lebih baik (su).

•Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.

Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang

pembahasan Etika, sebagai berikut:

•Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari

untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau

tindakan manusia.

•Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara

dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in

human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu

tingkah laku atau perbuatan manusia.

Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok

perhatiannya; antara lain:

1.Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan

dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good

and the nature of the right)

2.Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian

utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to

a particular class of human actions)

3.Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai

individual. (The science of human character in its ideal state, and moral

principles as of an individual)

4.Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)

OPINI PUBLIK

OPINI PUBLIK

Di tulisan saya kali ini,saya akan membahas Opini Publik tentang PR jadi disini pastinya kita akan menjelas kan tentang Opini publik ya guys

Pengertian Opini Publik
Opini publik adalah pendapat umum yang menunjukkan sikap sikap sekelompok orang terhadap suatu permasalahan (menurut Prof. W. Doop). Opini publik adalah ekspresi segenap anggota suatu kelompok yang berkepentingan atas suatu masalah (menurut William Abig).

Dari definisi di atas, maka terdapat beberapa unsur penting dalam proses terbentuknya opini publik, yaitu:

1.Opini publik terbentuk atas suatu hal yang penting.
2.Opini publik merupakan campuran dari berbagai macam pikiran, kepercayaan. paham, anggapan, prasangka dan hasrat.
3.Opini publik bukan suatu hal yang baku dan dapat berubah-ubah.
4.Opini publik sangat peka terhadap peristiwa.
5.Secara psikologis, opini pada dasarnya ditentukan oleh pandangan dan kepentingan pribadi/golongan.

Pembentukan Opini Publik
Terbentuknya opini publik pada dasarnya seperti urut-urutan di bawah:

1.Ada kejadian/informasi.
2.Kejadian tersebut kemudian dicerna dan dikaji sesuai latar belakang masing-masing publik yang mengkajinya, tergantung kelompok publik masing-masing. Ada yang mengkaji berdasarkan fakta, ada yang berdasarkan sentimen, harapan, prinsip dan sebagainya.
3.Hasil kajian tersebut lah yang kemudian disebut sebagai opini publik, opini dari masing-masing publik atas suatu kejadian, yang dikaji sesuai dengan sudut pandang masing-masing publik tersebut (bisa juga karena kepentingan atas suatu golongan).

Pengertian Humas dan Kegiatan Kehumasan
Public relation (hubungan masyarakat), didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk mempengaruhi public secara signifikan. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa public relation adalah presentasi positif suatu organisasi kepada keseluruhan publiknya. Maka, dapat dikatakan bahwa public relation merupakan kegiatan komunikasi suatu organisasi dalam menciptakan reputasi yang positif perusahaan di hadapan stakeholderssehingga perusahaan tersebut dapat terus menjalankan bisnisnya dengan baik.Stakeholders dalam kegiatan kehumasan adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Kegiatan kehumasan di sebuah perusahaan menjadi sebuah keharusan untuk membangun citra perusahaan. Kehumasan dipahami menjadi sebuah senjata ampuh untuk mempengaruhi opini publik kepada perusahaan.

Berdasarkan pengertian di atas maka public relation harus memiliki beberapa tujuan seperti di bawah ini:

1.Untuk menciptakan citra (reputasi) yang positif kepercayaan dan saling pengertian dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2.Untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
3.Menciptakan budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat agar produktivitas bisa dicapai secara optimal.
4.Usaha menciptakan relasi yang harmonis antara organisasi (perusahaan) dengan publiknya yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan

Kemampuan Opini Publik
Opini publik dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang besar terhadap kejadian-kejadian umum, contohnya adalah sebagai berikut:

1.Opini publik dapat memperkuat undang-undang atau peraturan, sebab tanpa dukungan opinipublik maka perundangan akan sulit dijalankan.
2.Opini publik merupakan pendukung moril dalam masyarakat.
3.Opini publik merupakan pendukung eksistensi lembaga-lembaga sosial.

Kaitan Opini Publik Terhadap Citra Kegiatan Kehumasan Suatu Organisasi/Perusahaan

Dikarenakan oleh besarnya kemampuan opini publik terhadap kejadian pada umumnya, seperti yang sudah disebutkan di atas, maka hal yang sama juga dapat  terjadi terhadap suatu perusahaan/organisasi dan kegiatan kehumasannya dan kaitannya dengan opini yang dimiliki publik terhadapnya, misalnya sebagai berikut:

1.Opini Publik dapat meninggikan atau mengecilkan citra suatu organisasi. Misal, kegiatan CSR yang dilakukan oleh suatu organisasi dapat menimbulkan citra positif organisasi tersebut dan membentuk suatu opini publik yang positif. Sementara jika misalnya ada pemberitaan korupsi yang dilakukan oleh salah satu anggota di dalam sebuah organisasi, maka dapat menimbulkan opini publik yang negatif.
2.Opini publik menentukan tingkat kepercayaan publik (masyarakat) terhadap suatu organisasi/perusahaan. Tingkat kepercayaan ini yang nantinya akan mempengaruhi keputusan-keputusan masyarakat terhadap produk yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
3.Opini publik dapat mempengaruhi eksistensi atau keberadaan sebuah organisasi/perusahaan. Jika opini publik adalah negatif terhadap sebuah organisasi, maka mereka tidak akan mengizinkan keberadaan organisasi tersebut di daerah tempat mereka tinggal, juga tidak akan mengijinkan anggota keluarga maupun kenalan mereka untuk bekerja/bergabung di dalam organisasi tersebut.

*Bagaimana PR ( Public Relations ) mampu menciptakan opini publik ?

Opini publik diciptakan dari berita atau isu aktual dan penuh kontroversi sehingga memancing banyak orang untuk memperbincangkan isu tersebut.Perbincangan  dan pertukaran pikiran tak sejalan memicu perdebatan, hal ini bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja

Dalam perbincangan, pendapat mereka diutarakan  berlandaskan berbagai fakta, perasaan (senitmen), prasangka (perjudice), harapan , ketakutan atau kekhawatiran, kepercayaan, pengalaman, pendirian, ramalan-ramalan akan berbagai kemungkinan, aspirasi, tradisi, dan keyakinannya.

Perdebatan tersebut akan semakin terkonsolidasi dan jelas hingga terwujud opini tertentu. Masing-masing orang telah memilih “sekutunya sendiri” (teman) yang dianggap sesuai dengan pendapatnya. Dengan demikian penilaian publik telah tercapai dengan menghasilkan kubu Pro dan kubu Kontra, keadaan ini kita kenal dengan sebutan social judgment atau penilaian sosial. Penilaian sosial ini tidak lain adalah opini publik.

Kekuatan terbesar pencipta opini publik adalah media, walaupun demikian media tidak memiliki banyak strategi dalam menyajikan informasi disisi lain media memiliki kemampuan untuk menyusun informasi, misal urut-urutan kalimat (rumus penulisan berita, dapat berbentuk 5w+1h , bentuk piramida terbalik atau bentuk lainnya) sehingga secara efektif  pembawaan berita atau penulisan berita dapat menciptakan opini publik seperti yang mereka harapkan terutama opini pada masyarakat awam.

Seperti kita ketahui teori dalam ilmu jurnalistik dimana “ Bad news is good news”, selain berita aktual dan penuh kontroversi media tidak memiliki daya untuk menarik publik dalam menciptakan opini publik, untuk mengalihkan kebosanan publik media menambahkan berita-berita ringan seperti berita inspiratif atau tayangan -tayangan bernuansa motivasi. Secara strategis media memiliki agenda setting mengenai topik-topik apa yang akan mereka informasikan sehingga bagi para paktisi Public Relations sangatlah penting untuk mengetahui budaya dan nila-nilai dari media tersebut agar dalam perencanaan menciptakan opini publik dapat tercapai.

Media masa dan para wartawan adalah para pencari informasi....lantas siapa kah pemiliki informasi itu ? Tentunya Public Relations atau yang dikenal dengan istilah humas pemilik informasi. Kenapa demikian ? karena public relations adalah jembatan penghubung antara pencari warta (wartawan ) dengan sumber warta (tokoh, artis, lembaga, institusi,dll). Siapapun yang sedang memberikan informasi kepada wartawan atau media sesungguhnya mereka sedang melakukan praktek Public Relations.

Dahulu mungkin humas atau kegiatan public relations hanya dipergunakan untuk organisasi institusi pemerintahan, atau perusahaan tetapi sekarang kegiatan publik Relations juga dapat digunakan untuk individu, misal fungsi Publik Relations untuk  artis atau pejabat, PR membantu mendongkrak nama baik mereka dan menepis isu-isu negatif.

Para wartawan mendapatkan data dan informasi tentunya dari Public Relations lembaga atau individu tersebut, lantas bagaimana jika praktisi Public Relations tidak memberi informasi ? tentunya mereka tidak akan memiliki informasi dan pada ujungnya pasti mereka akan menampilkan pemberitaan negatif.

Public Relations sebagai sumber informasi harus mampu mengendalikan situasi dan memiliki agenda tersendiri untuk menggiring opini publik di masyarakat sesuai dengan yang diinginkan dengan bantuan media.Dapat dikatakan disinilah kemampuan taktis Public Relations untuk menciptakan opini publik. Tentunya dalam penggunaan media Publik Relations harus dapat memilih media-media mana yang mau bekerjasama dan sejalan dengan tujuan lembaganya.

Peran Public Relations menjadi negosiator juga dapat dilakukan ketika ingin mengaet lawannya yaitu media, praktisi Public Relations profesional tentunya seorang negosiator handal dimana ia dapat mempengaruhi, memenangkan dan memberikan keputusan bahwa informasi yang ia inginkan-lah yang harus ditampilkan di media.

Sebagai penutup, seorang paktisi Public Relations, jurnalistik dan media merupakan satu kesatuan tak terpisahkan sehinga baginya diperlukan komitmen untuk dapat menjalin hubungan baik.

MENAGEMENT PR


MENAGEMENT PR
Peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi menurut Rosady Ruslan :
1. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan itu.
2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan / digunakan
3. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk.
4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.
5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan-pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complain handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggannya.
6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama.
7. Mengkomunikasikan terus menerus melalui media Public Relations (House PR Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup agar tercapainya publikasi yang positif di mata masyarakat / publik.
8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya.
9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang . (Ruslan, 2002: p.262).

Marketing Public Relations (MPR) sebagai suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen (nasabah) melalui komunikasi yang baik mengenai impresi dari perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kesan dari konsumen. Keberadaan MPR di perusahaan dianggap efektif, halini dikarenakan :
1. MPR dianggap mampu dalam membangun brand awareness ( kesadaran akan merek) dan brand knowledge (pengetahuan akan merek).
2. MPR dianggap potensial untuk membangun efektivitas pada area ”increasing category usage” dan “icreasing brand sales”.
3. Dengan adanya MPR dalam beberapa hal dianggap lebih hemat biaya bila dibandingkan dengan perusahaan memasukkan produknya melalui iklan. Lebih cost-effective dari biaya media yang semakin meningkat.

Tujuh cara yang penting untuk menjadi tolak ukur dalam kegiatan Marketing Public Relations menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (Kotler and Keller, 2006 :p.553)
1. Publications (Publikasi)
Companies rely extensively on published materials to reach and influence their target markets. These include annual reports, brochures, articles, company newsletter and magazines, and audiovisual materials.
Perusahaan mempercayakan perluasan produk berdasarkan dari publikasi materi untuk mempengaruhi dan menarik pembeli yang dituju. Yang termasuk di dalamnya membuat laporan tahunan, brosur, artikel, koran perusahaan, majalah dan materi audiovisual.
2. Identity Media
Companies need a visual identity that the public immediately recognizes. The visual identity is carried by company logos, stationery, brochures, sign, business forms, business cards, buildings, uniforms, and dress code.
Perusahaan perlu membuat identitas yang bisa dikenal oleh masayarakat dengan mudah. Misalnya: logo perusahaan, alat-alat tulis, brosur, tanda, formulir perusahaan, kartu nama, bangunan, seragam dan peraturan pakaian.
3. Events
Companies can draw attention to new products or other company activities by arranging special events like news conferences, seminars, outings, trade show, exhibits, contests and competitions, and anniversaries that will reach the target publics.
Perusahaan bisa menarik perhatian mengenai produk baru ataupun kegiatan perusahaan dengan cara mengadakan acara khusus seperti wawancara, seminar, pameran, kompetisi, kontes dan ulang tahun dari barang itu supaya dapat menjangkau masyarakat luas.
4. News (Berita)
One of the major tasks of PR professionals is to find or create favorable news about the company, its products, and its people, and to get the media to accept press releases and attend press conferences.
Salah satu dari tugas utamanya Public Relations adalah untuk membuat ataupun menemukan acara yang sesuai dengan perusahaan, produknya, orang-orangnya atau pegawainya, dan membuat media tertarik untuk memuat berita press release dan hadir dalam press conference (konferensi pers).
5. Speeches (Pidato)
Increasingly, company executives must field questions from the media or give talks at trade associations or sales meetings, and these appearances can build the company’s image.
Semakin tinggi kebutuhan perusahaan untuk dapat menjawab setiap keperluan masyarakat dengan menjawab pertanyaan dari media atau memberikan pengarahan di asosiasi penjualan dan di meeting yang bertujuan untuk membicarakan soal penjualan dapat membangun citra perusahaan.
6. Public-Service Activities (Berperan serta dalam aktivitas sosial)
Companies can build goodwill by contributing money and time to good causes.
Perusahaan bisa membangun image yang positif dengan cara menyumbang uang atau waktu dalam hal-hal yang positif.

Apa itu Dasar-Dasar PR

APA ITU DASAR-DASAR PR
Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002, p.145). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1). Scholz (1999,p.2) mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.
Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut:

1. Pengertian Umum
Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Crystallizing
Public Opinion menyebutkan bahwa public relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).


2. Pengertian Khusus
          Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002). Dalam buku dasar-dasarpublic relation (Wilcox dan Cameron,2006,p.5) juga mengatakan bahwa “public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”. yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.




Definisi lainnya masih menyebutkan bahwa PR adalah sebuah fungsi manajemen, seperti yang disebutkan oleh Cutlip, Center, & Brown :
PR adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan publiknya, (Cutlip, Center & Brown, II000:4)
Beberapa tokoh dalam dunia komunikasi memberikan batasan-batasan atau definisi tersendiri tentang PR antara lain yaitu:
· John E. Marston (Modern Public Relation, 1979): “Public Relations is planned, persuasive coomunication designed to influence significant public”
· Robert T. Relly (The Action of Public Relation, 1981):
Public Relations Practice is the art and social science of analyzing trends, predicting their consequences, counseling organizations leaders, and implementing planned program of action which serve both the organization’s and the public interest.
· IPRA, “Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh good will, saling pengertian, citra baik dari masyarakat.”
· J.C. Seidel, Public Relations Director Of Housing, State of New York (dalam Saoemirat dan Ardianto, II00II : 1II), yang berbunyi :
Public Relations adalah proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggannya, para pekerjanya, dan masyarakat luas, ke dalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, ke luardengan mengadakan pernyataan-pernyataan”.
· Sukatendel (1990) dalam Ardianto (II004):
“Suatu metode komunikasi untuk penciptaan citra positif dari mitra institusi atas dasar kesadaran untuk menghormati kepentingan bersama.”

Dalam definisi yang diungkapkan tersebut terdapat sejumlah butir penting yaitu:
v Public Relations (PR) adalah sebuah ilmu yang cabang keilmuannya berasal dari ilmu komunikasi. Sebagai suatu cabang keilmuan maka PR bukan sekadar isu semata tetapi mempunyai dasar berpikir yang dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan melalui metode logika tertentu layaknya pengujian terhadap cabang keilmuan lainnya.
v Citra adalah obyek dari PR yang telah menjadi kebutuhan dari institusi layaknya sumber daya yang telah ada seperti sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan bahkan sumber daya pengetahuan.
v Mitra adalah subyek dari PR disamping institusi itu sendiri. Mitra adalah bagian dari operasi sebuah institusi, tanpa mitra sebuah institusi tidak dapat berjalan.
v Kepentingan bersama adalah apa yang hendak dicari oleh II (dua) institusi dalam koneksi satu dengan yang lain. Contoh yang nyata pembeli dan penjual mempunyai tujuan bersama yaitu tercapai kesepakatan untuk melakukan transaksi jual beli.
· Public Relations menurut definisi yang dirumuskan oleh IPR (Institute Public Relations) adalah praktek humas yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan (terus-menerus) dalam rangka menciptakan dan mempertahankan niat baik (goodwill), serta sikap-sikap yang saling pengertian yang bersifat timbal balik (Mutual Understanding) antara suatu organisasi atau perusahaan dengan segenap khalayaknya. (Frank Jefkins, 1996:8)
· Dalam Kongres I Asosiasi PR Sedunia di Mexico City tahun 1978 diperoleh kesepakatan tentang definisi PR Sebagai seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensi darinya, memberi masukan dan saran-saran kepada pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi atau kepentingan khalayak
· Frank Jefkins (1995 : 9):
Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.

Dari beberapa definisi di atas, terdapat beberapa kesamaan konsep yang dapat ditarik sebagai kata kunci untuk definisi PR tersebut, yaitu :
v Deliberate, artinya kegiatan PR pada dasarnya adalah kegiatan yang disengaja.
v Planned, artinya kegiatan PR adalah kegiatan yang terorganisir rapi atau terencana.
v Performance, artinya PR yang efektif harus didasarkan pada kebijakan dan penampilan yang sesungguhnya.
v Public Interest, artinya alasan mendasar dari suatu kegiatan PR adalah untuk memenuhi kepentingan publik dan tidak semata-mata untuk membantu organisasi meningkatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
v Two ways communications, artinya pada dasarnya dalam kegiatan PR harus terjadi pertukaran komunikasi.
v Management functions, artinya PR paling efektif jika ia menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan dalam sebuah manajemen organisasi.

Dari berbagai batasan PR di atas di atas dapat ditarik konsep bahwa untuk memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu public yang berkembang terhadap suatu organisasi/perusahaan. Dalam kegiatannya PR memberikan masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini dan isu publik yang tengah berkembang.